Wednesday, February 07, 2007

Isu-isu perempuan di Indonesia

Pelurusan sejarah dan tuntutan keadilan bagi korban pada konflik yang sudah terjadi/masa lalu.
Kalau kita akan meminta tanggung jawab kepada pemerintah tentang peristiwa masa lalu itu sulit. Karena selain rezim yang selalu berganti-ganti, polisi juga ganti-ganti. Misalnya sebagai contoh suami saya (Chintya) dulu polisi, terpaksa ditahan karena dianggap terlibat G 30 S, padahal dia hanya jadi saksi. Tiba-tiba ditahan tanpa diperiksa, karena pada waktu itu dia baru saja pindah dari Kalimantan dan tidak mengerti situasi Jakarta sebenarnya. Setelah 12 tahun dipenjara baru dia dibebaskan. Tetapi sebelum dibebaskan dia harus tanda tangan dulu, buat perjanjian bahwa dia tidak akan menuntut apapun kepada pemerintah. Ya mau bagaimana lagi, disisi lain ingin bebas tetapi bebas dengan catatan tidak boleh ada tuntutan. Padahal belum diputuskan, belum divonis, tidak boleh menuntut apapun padahal tidak salah apa-apa. Siapapun yang ingin membantu, pasti akan dianggap terlibat G 30 S, jadi kalau mau menuntut masa lalu apalagi terkait dengan kekuasaan pada zaman pak harto itu sulit sekali. Hal ini sama sulitnya perjuangan atau upaya seperti yang diceritkan oleh ibu Mamik dan komunitasnya, yang memperjuangkan dan mencari keadilan masa lalu mereka sebagai korban G 30 S. Mereka melarat, menderita dan tidak ada perhatian dari pemerintah ataupun dari para perempuan itu sendiri. Ya barangkali hal yang bisa dilakukan ya, menuntut jajaran polisi, tapi kan jadi sulit karena polisi juga ganti-ganti terus.

Memang kondisi sekarang sudah lebih baik daripada dahulu tetapi ternyata sebenarnya tidak sepenuhnya baik. Misalnya Munir memperjuangkan orang-orang yang dihilangkan, tapi pada akhirnya dia sendiri dihilangkan sehingga memang para aktivis sendiri terancam jiwanya. Jika demikian perlu adanya perlindungan terhadap saksi. Sehingga testimoni yang melibatkan publik menjadi penting dilakukan.

Kematian Munir merupakan contoh kongrit betapa tidak amannya para aktivis kemanuisaan di Indonesia. Seperti contoh kemarin, kegiatan di Bali, panitia dalam hal ini P3i terus dibuntuti oleh para inteligen, terkait dengan menghadirkan para pembicara yang sangat senditif dalam menyampaikan isu-isunya, seperti isu Timor Leste, G 3° S, dan Suciwati.

Perempuan di kamp pengungsi.
Perempuan di kamp-kamp pengungsi di Atambua, apalagi setelah terjadi konflik intern di Timor Leste ( al katiri), baru-baru ini, mungkin para pengungsi jumlahnya makin bertambah. Padahal mereka sudah tinggal di tenda-tenda kurang lebih 6 tahun, dari Timor Leste ke Timor Indonesia. Tenda mereka sudah bocor-bocor, atau tinggal di hutan, jatah mereka per hari ahanya Rp. 3000.

Hal ini memang sangat dilematis, kalau memilih menjadi warga negara Indonesia, mereka harus mencari pekerjaan tidak mungkin selamanya ditanggung pemerintah. Tapi persoalannya bagaimana mereka mau diberi lapangan pekerjaan, mereka saja belum direlokasi. Dengan kata lain, pengungsi harus direlokasi terlebih dulu, baru disediakan lapangan pekerjaan. Meskipun kondisi demikian seharusnya adalah tanggung jawab pemerintah. Seperti tertuang dalam UUD bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar ditanggung pemerintah. Misalnya melalui departemen sosialnya, tetapi Depsos-nya sendiri sudah dibubarkan. Tapi itulah sebenarnya tanggung jawab pemerintah terhadap rakyatnya yang miskin.

Perempuan dan agama.
Agama tidak menjadi kalau saya memuji, seseorang yang agamis atau religius, jangan menyangka bahwa saya bener-bener kagum betul terhadap orang itu. Itu pendapat netral, itu ucapan netral , bisa bagus bisa jelek. Sebab agama menciptakan Mother Teresa, tapi agama juga menciptakan Kuk Kuk Klan, agama juga menciptakan perang salib demi agama. Ada ngga orang yang mengatakan bahwa orang barat itu teroris? Sekarang aja ini, orang barat mengatakan bahwa orang Islam adalah teroris. Dunia kan, tidak pernah menganggap agama itu sebagai sumber konflik, sebenarnya.

Fatimah Galiani : islam yang mengucapkan salam seprti asalamualaikum, orang itu harus benar-benar menghayati bahwa ia sedang mengucapkan salam damai bagi orang yang ditemui itu. Artinya damai itu untukmu, ketika mengucapkan itu kirnya orang tersebut benar-benar menghayati ucapan itu bahwa orang tersebut benar-benar menghendaki perdamaian. Tidak hanya sekedar ucapan belaka. Bukan lantas, setelah mengucapkan salam terus ada bom bunuh diri, bom terhadap orang-orang tidak bersalah yang membawa kerusakan dan korban.

Dirumah saya, kalau saya pulang dan mengucapkan assalamualaikum, pembantu saya pasti tertawa karena dirumah saya kan, tergantung Salib yang sangat besar diruang tamu. Dan kalau Kiko, pulang ke rumah setelah usai bermain, dia suka mengucapkan asalamualaikum juga, pembantu saya selalu bercerita Kiko lucu sekali ya, selalu ucapkan asalamualaikum sebelum masuk ke rumah. Lalu saya jawab, ya baguslah.

Perempuan dan anak-anak
Tentang anak-anak indigo yang perlu mengikuti olah raga Orhiba, untuk memulihkan diri mereka. Karena anak-anak indigo ini sering sekali bermasalah, anak-anak yang bisa “melihat”. Sebenarnya anak-anak yang sudah berusia 40 tahun, atau paling banyak lahir pada tahun 70-an tapi jasmaninya anak-anak yang lahir pada tahun 89-an, khususnya anak-anak indigo di Indonesia ternyata juga banyak . Ya, bisa dikatakan sebenarnya mereka memiliki 2 roh atau 2 jiwa, ya boleh juga dikatakan jiwanya merupakan reinkarnasi seseorang yang sudah mati. Ciri-ciri mereka seperti cerdas, mandiri, percaya diri, kebanyakan mereka memiliki ciri-ciri fisik khusus mereka jiwa tua tapi tubuhnya anak-anak, mereka suka marah-marah tanpa sebab dengan lingkungan karena lingkungan yang kurang mengerti keberadaan mereka, mereka juga lebih senang bergaul dengan orang-orang dewasa/yang usianya lebih tua, malas kalau disekolah dan ada masalah dengan pergaulan, seperti hyperactive, mereka sulit sekali diajak untuk mengerti. Mereka sebenarnya lahir dengan membawa misi-misi tertentu untuk dunia ini. Jadi sebenarnya potensi yang sangat penting untuk perbaikan suatu bangsa, karena mereka memiliki keberanian untuk mengungkapkan suatu persoalan. Misalnya mereka tahu bahwa seseorang itu jahat atau berniat tidak baik, sehingga jika dia menjadi pemimpin dia akan menjadi pemimpin yang jujur, berani dan lainnya. Misalnya mereka akan berani mengungkap persoalan korupsi dengan sangat berani.

Dan mereka bisa dilihat dari aura-nya itu berwarna ungu, kan ada beberapa warna gitu ya, seperti pelangi yang menunjukkan aura-aura tertentu. Kan seperti kita ketahui bahwa kalau merah itu berarti suasana hati sedang marah, kalau pink sedang gembira, kuning intelek, biru orangnya sabar dan lainnya. Pada anak-anak indigo warnanya bisa berubah tiap - tiap saat, tidak menetap begitu. Yang saya lihat pada anak-anak indigo di Indonesia ini, cukup rumit/kacau juga. Mereka banyak sekali rohnya, kadang jadi perempuan kadang jadi laki-laki dan kadang jadi laki dan perempuan sekaligus. Jiwanya itu terombang – ambing terus, ini berbeda dengan pribadi ganda tetapi ini jiwanya ada empat misalnya. Dengan Orhiba, bisa menemukan yang sejatinya, lebih kepada akunya.

Tapi sebenarnya anak yang unggul, tetapi kalau lingkungan tidak mendukung mereka bisa jadi menyimpang, karena masa mudanya lingkungan menganggap aneh sehingga bisa saja mereka lari dari kenyataan dengan menggunakan narkoba, atau bunuh diri dan sebagainya. Sering kali orang tua juga salah dalam mengobati, misalnya membawa ke psikiater atau psikolog, dan setelah itu disuntik nah, itu bisa merusak. Dilemahkan dengan obat-obat kimia.

Seperti anak temen saya, sulit sekali diajak belajar, misalnya kamu belajar dong, ah gak usah saya sudah tahu apa isi ujiannya. Kalau marah berlebihan, dan benci sekali sama ibunya, karena roh yang ada di tubuhnya adalah perempuan. Ada penunggungnya yaitu jinnya, atau godhamnya itu perempuan. Makanya kalau ngamuk ibunya yang dipukul, yang diamuk adalah ibunya. Dan anak-anak itu diterapi dengan obat-obat suntik itu, dan menurut saya itu jadi seperti dilemahkan. Seperti anak saya, dia juga kalau ngamuk yang luar biasa terhadap saya, karena suatu sebab. Kalau marah sangat benci dengan ibunya, apakah anak ibu pernah dirukiah? Sebab anak ibu itu luar biasa, dirukiah itu dihilangkan/dikeluarkan roh yang menghuni tubuhnya. Saya juga mencoba, dan kata ustad saya tidak ada. Tetapi, sebaiknya anak – anak indigo tidak perlu dibawa ke dokter.


Ada lagi anak-anak kristal, itu matanya jernih kalau bertemu dengan seseorang itu kalau menatap itu seperti menembus, seolah-olah itu bisa membaca pikiran orang. Selama tiga tahu tidak banyak bicara tetapi, begitu lewat tiga tahu, bicaranya sangat teratur kalimatnya. Sebenarnya anak-anak inilah yang akan menyelamatkan dunia, karena anak ini tidak mungkin bohongin orang karena anak-anak ini bisa membaca pikiran orang, kelak kalau jadi pemimpin dia akan jujur, berani dan tidak akan bohong.

(writing by suryani)

Thursday, February 01, 2007

A Time


what time is it for now?
what time do i choose for it to be now?
...
a time to be born, and a time to die;a time to plant, and a time to harvest;a time to kill, and a time to heal;a time to break down, and a time to build up;a time to weep, and a time to laugh;a time to mourn, and a time to dance;a time to seek, and a time to lose;a time to keep, and a time to cast away;a time to keep silence, and a time to speak;a time to love, and a time to hate;a time for war, and a time for peace
...
in the darkest hour and in the shining one, in the moment of fear and in the moment of courage,
in the ups and in the downs, in the highs and in the lows... what time is it for now? i have all these times,
and now it is time for me to choose which time i wish to experience "this time".
what time do i choose for it to be now? that is the question. (BY RIANA BLOG/edit yani)
...